BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh
atas pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.Pada umumnya lingkungan tidak
dapat dikuasai oleh perusahaan sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi lingkungan kerja banyak sekali dari faktor internal dari
karyawan maupun dari lingkungan itu sendiri.
Sekarang
makin banyak lapangan pekerjaan jadi makin tinggi pula dampak dari lingkungan
pekerjaan tersebut.
Faktor-faktor
lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat banyak
sekali, diantaranya faktor lingkungan, faktor penduduk, faktor pelayanan
kesehatan serta faktor prilaku masyarakt itu sendiri.
1.2
Rumusan
Masalah
Apa
saja faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja serta pentingnya lingkungan
untuk mempertahankan kesehatan masyarakat?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi lingkungan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat
1.3.2
Tujuan
Khusus
1.
Untuk mengetahui konsep
lingkungan kerja.
2.
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi derajat masyarakat.
4.
Untuk mengetahui pengaruh
lingkungan kerja terhadap kesehatan masyarakat
5.
Untuk mengetahui dampak
lingkungan kerja terhadap kesehatan masyarakat
1.4
Manfaat
1.
Bagi
mahasiswa
Untuk menambah
pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja serta
pentingnya lingkungan untuk mempertahankan kesehatan masyarakat.
2.
Bagi
Institusi
Untuk menambah
referensi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja serta
pentingnya lingkungan untuk mempertahankan kesehatan masyarakat.
3.
Bagi
Masyarakat
Untuk mengetahui
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja serta pentingnya
lingkungan untuk mempertahankan kesehatan masyarakat.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep
Lingkungan Kerja
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh
atas pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.Pada umumnya lingkungan tidak
dapat dikuasai oleh perusahaan sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Dalam
pengertian lain juga disebutkan bahwa Lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak
dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Pengertian lain
juga menyebutkan lingkungan adalah segala hal yang terkait dengan operasional
perusahaan dan bagaimana kegiatan operasional tersebut dapat
berjalan.Lingkungan kerja yang baik akan sangat mempengaruhi tingkat
produktivitas karyawan hal ini dapat dilihat dari peningkatan teknologi dan
cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat
keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana
lingkungan kerja itu sendiri.
Lingkungan
perusahaan adalah berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan
kegiatan sehari hari organisasi, dan mempengaruhi langsung terhadap setiap
program, kebijakan, hingga denyut nadinya perusahaan.Lingkungan perusahaan
banyak sekali sehingga sulit disebutkan satu persatu, adapun salah satu yang
termasuk dalam lingkungan perusahaan adalah perundang-undangan beserta
peraturan lainnya, sistem birokrasi, dan sistem nilai masyarakat.
2.2
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan
kerja, seperti yang dikemukakan Sedarmayanti (1996:5), yaitu:
1.
Penerangan
Berjalannya suatu perusahaan tak
luput dari adanya faktor penerangan, begitu pula untuk menunjang kondisi kerja
penerangan memberikan arti yang sangat penting.Salah satu faktor yang penting
dari lingkungan kerja yang dapat memberikan semangat dalam bekerja adalah
penerangan yang baik.Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan sepanjang hari
rentan terhadap ketegangan mata yang disertai dengan keletiah mental, perasaan
marah dan gangguan fisik lainnya.Dalam hal penerangan di sini tidak hanya
terbatas pada penerangan listrik tetapi juga penerangan matahari. Penerangan
yang baik dapat memberikan kepuasan dalam bekerja dan tentunya akan meningkatkan
produktivitas, selanjutnya penerangan yang tidak baik dapat memberikan ketidak
puasan dalam bekerja dan menurunkan produktivitas. Hal ini disebabkan karena
penerangan yang baik tentunya akan memudahkan para karyawan dalam melakukan
aktivitas.
Ciri-ciri penerangan yang baik menurut Sofyan
Assauri (1993:31) adalah sebagai berikut:
a.
Sinar cahaya yang cukup.
b.
Sinarnya yang tidak
berkilau dan menyilaukan.
c.
Tidak terdapat kontras
yang tajam.
d.
Cahaya yang terang.
e.
Distribusi cahaya yang
merata.
f.
Warna yang sesuai.
2.
Suhu Udara
Lingkungan kerja dapat dirasakan
nyaman manakala ditunjang oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang
memberikan andil adalah suhu udara.Suhu udara dalam ruangan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan agar
karyawan dapat bekerja dengan menggunakan seluruh kemampuan sehinggan
menciptajkan hasil yang optimal.
Selain suhu udara, sirkulasi udara
di tempat kerja perlu diperhatikan juga.Bila sirkulasi udara baik maka udara
kotor yang ada dalam ruangan bisa diganti dengan udara yang bersih yang berasal
dari luar ruangan.
Berbicara tentang kondisi udara
maka ada tiga hal yang menjadi fokus perhatian yaitu kelembaban, suhu udara dan
sirkulasi udara.Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap aktivitas para
pekerja.Bagaimana seorang staf administrasi dapat bekerja secara optimal bila
keadaan udaranya sangat gerah. Hal tersebut akhirnya dapat menurunkan semangat
kerja karena dipengaruhi oleh turunnya konsentrasi dan tingkat stress karyawan.
Mengenai kelembaban, suhu udara dan sirkulasi udara dijelaskan oleh Sritomo
Wignosubroto (1989:45) sebagai berikut:
a.
Kelembabab
Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung di dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran.
Kelembaban udara adalah banyaknya air yang terkandung di dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara. Suatu keadaan di mana temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran.
b.
Suhu Udara
Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk
mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh
tersebut. Produktivitas manusia akan mencapi tingkat yang paling tinggi pada
temperatur sekitar 24-27ºC.
c.
Sirkulasi Udara
Udara disekitar kita dikatakan kotor apabila keadaam
oksigen di dalam udara tersebut telah berkurang dan bercampur gas-gas lainnya
yang membahayakan kesehatan tubuh.Hal ini diakibatkan oleh perputaran udara
yang tidak normal.
Kotoran udara disekitar kita dapat dirasakan dengan
sesaknya pernafasan. Ini tidak boleh dibiarkan, karena akan mempengaruhi
kesehatan tubuh dan akan cepat membut tubuh kita lelah. Sirkulasi udara dengan
memberikan ventilasi cukup akan membantu penggantian udara kotor dengan udara
bersih.
Seperti yang diungkapkan oleh Sritomo Wignjosoebroto
(1989:50) pengaruh temperatur udara terhadap manusia bisa dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.1 Pengaruh
Temperatur Terhadap Aktivitas Manusia
Temperature
|
Pengaruh Terhadap
Manusia
|
Kurang lebih 49ºC
|
Temperatur yang dapat
ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas tingkat kemampuan fisik dan
mental. Lebih kurang 30ºC aktiviatas mental dan daya tanggap cenderung
membuat kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik dan sebagainya
|
Kurang dari 30ºC
|
Aktivitas mental dan daya
tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan
dan menimbulkan kelelahan fisik
|
Kurang lebih 24ºC
|
Yaitu kondisi optimum
(normal) bagi manusia
|
Kurang dari 24ºC
|
Kelakuan ekstrim mulai
muncul
|
Sumber: Sritomo
Wignjosoebroto (1989:50)
3.
Bising
Untuk meningkatkan produktivitas
kerja suara yang mengganggu perlu dikurangi. Di lingkungan Call Center
Telkomsel suasana tenang sangat diperlukan karena pada saat officer online
melayani pelanggan harus terbebas dari suara lain yang bisa terdengar oleh pelanggan.
Suara bising ditimbulkan dari suara para officer yang online pada saat
bersamaan dalam satu ruangan bisa mengganggu konsentrasi officer itu sendiri
pada saat bekerja.
Bunyi bising dapat mengganggu
konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara ribut harus diusahakan
berkurang.Turunya konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising dapat
berdampak pada meningkatnya stres karyawan.
Menurut Sedarmayanti (1996:26) ada
tiga aspek yang menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat
gangguan terhadap manusia, yaitu:
a.
Lama bunyi
Lama waktu bunyi terdengar. Semakin lama telinga
kita mendengar kebisingan maka semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli).
b.
Intensitas kebisingan
Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel
(dB), yang menunjukan besarnya arus energi persatuan luas dan batas pendengaran
manusia mencapai 70 desibel.
c.
Frekuensi
Frekuensi suara menunjukan jumlah dari
gelombang-gelombang suara yang sampai de telinga kita setiap detik yang
dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik atau Hertz (HZ).
Dari pendapat di atas dapat
dikatakan bahwa telinga manusia memiliki batasan dalam pendengaran. Batas
pendengaran manusia mencapai 70 desibel, jika suara yang didengar manusia
melebihi batas tersebut maka konsentasi manusia akan mudah kabur.
Gangguan-gangguan seperti ini hendaknya dihindari agar semangat kerja tetap
stabil dan produktivitas kerja menjadi optimal.
4.
Penggunaan Warna
Warna ruangan mempunyai pengaruh
terhadap gairah kerja dan semangat para karyawan.Warna ini berpengaruh terhadap
kemampuan mata melihat objek dan memberi efek psikologis kepada para karyawan
karena warna mempuyai pengaruh besar terhadap perasaan seseorang.Sifat dan
pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, ceria atau sumpek dan
lain-lain.
Berdasarkan hal yang dikemukakan di
atas maka perusahaan harus memperhatikan penggunaan warna agar dapat
mempengaruhi semangat dan gairah kerja para karyawannya.Untuk ruang kerja
hendaknya dipilih warna-warna yang dingin atau lembut, misalnya coklat, krem,
putih, hijau muda dan sebagainya.Sebagai contoh adalah warna putih, warna putih
dapat memberikan kesan ruangan yang sempit menjadi tampak leluasa dan bersih.
Sebenarnya bukan warna saja yang
harus diperhatikan tapi komposisinya juga harus diperhatikan.Hal ini disebabkan
komposisi warna yang salah dapat mengganggu pemadangan sehingga menimbulkan
rasa kurang menyenangkan atau bosan bagi yang melihat.Rasa menyenangkan atau
bosan dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan.
Komposisi warna yang ideal menurut
Alex S Nitisemito (1996:1120), terdiri dari:
a.
Warna primer (merah,
biru, kuning).
Kalau dijajarkan tanpa antara akan tampak keras dan
tidak harmonis serta tidak bisa dijajarkan dengan yang lain sehingga tidak
sedap dipandang.
b.
Warna sekunder (oranye,
hijau, violet).
Kalau dijajarkan akan menimbulkan kesan yang
harmonis, sedap dipandang mata.
c.
Warna-warna primer jika
dijajarkan dengan warna sekunder yang berada dihadapannya akan menimbulkan
warna-warna komplementer yang sifatnya kontras dan baik sekali dipandang mata.
d.
Warna-warna primer jika
dijajarkan dengan warna sekunder yang terdapat disampingnya akan merusak salah
satu dari warna tersebut dan akan terkesan suram.
Komposisi warna sangat berpengaruh
terhadap kenyamanan kerja. Bila komposisi warna kurang pas bisa menimbulkan
rasa jenuh dan sumpek sehingga mengurangi kenyamanan dalam bekerja sehingga
semangat kerja akan menurun yang dapat mengganggu produktivitas kerja.
Menurut Sedarmayanti (1996:29), membagi warna berdasarkan pengaruhnya terhadap perasaan manusia, yaitu:
Menurut Sedarmayanti (1996:29), membagi warna berdasarkan pengaruhnya terhadap perasaan manusia, yaitu:
a.
Warna merah
Bersifat dinamis dan merangsang, berpengaruh
menimbulkan semangat kerja.
b.
Warna kuning
Bersifat keanggunan, terang dan leluasa.Berpengaruh
menimbulkan rasa gembira dan merangsang urat syaraf mata.
c.
Warna biru
Bersifat tenang, tentram dan sejuk.Berpengaruh
mengurangi tekanan dan keteganggan.
5.
Ruang Gerak
Tata ruang kerja yang baik adalah
tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan
keselamatan kerja bagi semua karyawan yang bekerja di dalamnya.Barang-barang
yang diperlukan dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan gangguan terhadap para karyawan.
Jalan-jalan yang dipergunakan untuk
lalu-lalang para karyawan hendaknya tidak dipergunakan untuk meletakkan
barang-barang yang tidak pada tempatnya.Dalam ruangan kerja hedaknya
ditempatkan tempat sampah sehingga kebersihan lingkungan kerja tetap terjaga.
Ruang kerja hendaknya di desain
sedemikian rupa sehingga memberikan kesan nyaman bagi para karyawan.Untuk itu
ruangan kerja harus ditata mengacu kepada aliran kerja sehingga meningkatkan
efesiensi dan memudahkan koordinasi antar para karyawan. Perusahaan yang baik
akan selalu menyediakan berbagai sarana yang memadai, hal ini dimaksudkan agar
para karyawan merasa senang dan betah di ruangan kerja.
Menurut Sofyan Assauri mengemukakan
bahwa: “Agar para karyawan dapat leluasa bergerak dengan baik, maka ruangan
gerak para karyawan perlu diberikan ruangan yang memadai. Terlalu sempit ruang
gerak akan menghambat proses kerja para karyawan. Sebaliknya ruangan kerja yang
besar merupakan pemborosan ruangan” (Assauri, 1993:33).
Dari pendapat di atas mengenai
ruang gerak yang ideal adalah ruang yang leluasa sehingga dapat membantu
kelancaran kerja para karyawan. Ruangan yang sempit akan mengakibatkan
lalu-lintas di tempat kerja menjadi semrawut, sehingga karyawan akan kehilangan
semangat dalam bekerja. Perusahaan yang memiliki ruang kerja belum tentu mampu
meningkatkan gairah para karyawannya, karena tanpa tata ruang yang baik akan
menghambat proses kerja.
6.
Keamanan Bekerja
Keamanan yang diciptakan suatu
perusahaan akan mewujudkan pemeliharaan karyawan dengan baik, namun keamanan
bekerja ini tidak bisa diciptakan oleh pimpinan perusahaan. Keamanan bekerja
akan tercipta bila semua elemen yang ada di perusahaan secara bahu-membahu
menciptakan kondisi keamanan yang stabil.
Keamanan kerja untuk sebuah kantor
memang harus diperhatikan baik itu untuk keamanan terhadap peralatan yang
digunakan dan keamanan lingkungan kerja. Lingkungan kerja harus memenuhi syarat-syarat
keamanan dari orang-orang yang berniat jahat dan ruangan kerja yang aman dari
aktivitas tamu dan pergerakan umum.
Tentang keselamatan kerja ini sudah
ada peraturannya, yang harus dipatuhi oleh setiap perusahaan.Artinya setiap
perusahaan menyediakan alat keselamatan kerja, melatih penggunaanya.Hal ini
dimaksudkan agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman.
Alex S Nitisemito (1996:11) berpendapat bahwa “Apabila perusahaan dapat memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam bekerja maka akan timbul semangat kerja dan gairah kerja”.
Alex S Nitisemito (1996:11) berpendapat bahwa “Apabila perusahaan dapat memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam bekerja maka akan timbul semangat kerja dan gairah kerja”.
Pendapat mengenai keamanan bekerja
di atas menggambarkan bahwa perusahaan bertanggung jawab akan kondisi
karyawannya. Dorongan psikologis para karyawan dalam berkerja yang berupa rasa
aman dan nyaman sangat mempengaruhi konsenntrasi dalam bekerja. Konsentrasi
yang tidak mendukung akan mengakibatkan semangat dan gairah menurun sehingga
mengurangi produktivitas kerja.
Syarat-syarat untuk dapat bekerja
dengan perasaan tentram, aman dan nyaman mengandung dua faktor utama yaitu
faktor fisik dan non fisik. Menurut Slamet Saksono berpendapat bahwa: “Segala
sesuatu yang yang menyangkut faktor fisik yang menjadi menjadi kewajiban serta
tanggung jawab perusahaan adalah tata ruangan kerja. Tata ruangan kerja yang
baik adalah yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan
bagi karyawan.Barang-barang yang diperlukan dalam ruang kerja harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan gangguan yang ditimbulkan terhadap
karyawan” (Saksono, 1998:105).
Lingkungan kerja yang baik dan
bersih, cahaya yang cukup, bebas dari kebisingan dan gangguan diharapkan akan
memberi semangat tersendiri bagi karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan
baik. Tetapi lingkungan kerja yang buruk, gelap dan lembab akan menimbulkan cepat
lelah dan menurunkan semangat dan produktivitas dalam bekerja.
2.3
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Derajat Masyarakat
Dari skema yang
digambarkan oleh Blum, maka dapat
dijelaskan bahwa kesehatan manusia terdiri dari 3 dimensi yaitu : fisik, mental
dan sosial. Ketiga dimensi di atas bersifat integrative, artinya ketika salah
satu dimensi di atas tidak dimiliki oleh seseorang maka orang tersebut tidak
dapat dikatakan sehat sepenuhnya. Dari paparan di atas maka Blum menyatakan bahwa derajat kesehatan
seseorang / masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu ;
1.
Environment
(lingkungan).
Lingkungan
ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan manusia), dan
sosiokultur (ekonomi, pendidikan, pekerjaan dll). Pada lingkungan fisik, kesehatan
akan dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan dimana manusia itu berada.
Hal ini dikarenakan banyak penyakit yang bersumber dari buruknya kualitas
sanitasi lingkungan, misalnya ; ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan
mempengaruhi derajat kesehatan karena
air merupakan kebutuhan pokok manusia dan manusia selalu berinteraksi dengan
air dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan lingkungan sosial berkaitan dengan
kondisi perekonomian suatu masyarakat. Semakin miskin individu/masyarakat maka
akses untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit.
Contohnya : manusia membutuhkan makanan dengan gizi seimbang untuk mejaga
kelangsungan hidup, jika individu/masyarakat berada pada garis kemiskinan maka
akan sulit untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi seimbang. Demikian juga
dengan tingkat pendidikan individu/masyarakat, semakin tinggi tingkat
pendidikan individu/masyarakat maka pengetahuan untuk hidup sehat akan semakin
baik. Kondisi
2. Live Style
Gaya
hidup individu/masyarakat sangat mempengaruhi derajat kesehatan.Contohnya :
dalam masyarakat yang mengalami transisi dari masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern, akan terjadi perubahan gaya hidup pada masyarakat tersebut
yang akan mempengaruhi derajat kesehatan. Misalnya ; pada masyarakat tradisonal
dimana sarana transportasi masih sangat minim maka masyarakat terbiasa berjalan
kaki dalam beraktivitas, sehingga individu/masyarakat senantiasa menggerakkan
anggota tubuhnya (berolah raga). Pada masyarakat modern dimana sarana
transportasi sudah semakin maju, maka individu/masyarakat terbiasa beraktivitas
dengan menggunakan transportasi seperti kendaraan bermotor sehingga
individu/masyarakat kurang menggerakkan anggota tubunya (berolah raga).Kondisi
ini dapat beresiko mengakibatkan obesitas pada masyarakat modern karena kurang
berolah raga ditambah lagi kebiasaan masyarakat modern mengkonsumsi makanan
cepat saji yang kurang mengandung serat.
Fakta di atas akan mengakibatkan transisi epidemiologis dari penyakit
menular ke penyakit degeneratif.
3. Heredity
Faktor
genetic ini sangat berpengaruh pada derajat kesehatan.Hal ini karena ada
beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetic, seperti leukemia.Faktor
hereditas sulit untuk diintervensi karena hal ini merupakan bawaan dari lahir
dan jika dapat diintervensi maka harga yang dibayar sangat mahal.
4.
Health
Care Sevices
Pelayanan
kesehatan juga mempengaruhi derajat kesehatan.Pelayanan kesehatan disini adalah
pelayanan kesehatan yang paripurna dan intregatif antara promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Semakin mudah akses individu/masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan maka derajat kesehatan masyarakat akan semakin baik.
2.4
Pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap Kesehatan Masyarakat
Lingkungan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan masyarakat. Sebagian
besar gangguan kesehatan disebabkan kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat. Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan mengakibatkan gangguan
kesehatan yang bersifat segera dan bersifat lambat atau akumulatif.
2.5 Dampak Lingkungan Kerja terhadap Kesehatan
Masyarakat
1. Water Borne Disease dan Food
Borne Disease
Bibit
penyakit yang berada dalam air atau makanan dan masuk kedalam pencernakan
makanan manusia.Contoh : kolera, typhus, disentri, hepatitis infectiosa, polio myelitis.
2. Water Washed Disease
Air yang digunakan dalam jumlah terbatas
untuk cuci dan mandi yang mengandung mikroba penyebab penyaki, contoh :
skinsepsis, conjungtivitis, trachoma.
3. Water Based Disease
Mikroba atau parasit dari
penyakit-penyakit ini siklus hidupnya mempunyai intermediate host yang hidup di
air, contoh : schistosomiasis.
4.
Insect Borne disease
Penyakit
ini ditularkan oleh serangga yang membawa bibit penyakit dan serangga tersebut hidup di air, contoh : malaria, filariasis, demam
berdarah.
5.
Food intoxication, keracunan
makanan oleh karena toxin yang dikeluarkan oleh mikroba.
6.
Food poisoning, keracunan makanan
yang disebabkan kandungan logam, zat organic, hewan dan tumbuhan beracun.
Contoh : Pb, Hg, As, Pestisida, Kerang-kerangan, jamur.
7.
Keracunan Gas, menghirup udara
yang mengandung racun dalam bentuk gas, contoh : HCn, Co, So.
8.
Cacingan , diperoleh dari
pengelola tanah, kompos, dan sayuran, contoh : ascariasis, Taeniasis, Trichinosis,
Achilostomiasis.
9.
Air Borne disease, kuman penyakit
masuk melalui saluran pernafasan manusia melalui udara, contoh : Tbc,
Pertusis, Dipteri, influenza.
10. Pneumokoniosis,
Penimbunan debu dalam Paru- paru, contoh ; silikosis, asbestosis.
11. Penyakit
akibat kerja fisik, contoh : Tuli, kelainan sel, heat stoke dll.
2.6 PencegahanDampak
Akibat Lingkungan Kerja
Dengan
pengawasan lingkungan maka akan dapat mencegah penyakit penyakit yang
ditimbulkan oleh lingkungan. Program di puskesmas dalam rangka pencegahan
penyakit yang ditimbulkan oleh dampak lingkungan di masyarakat adalah program RAKSA SEHAT yaitu: Rumah , Air bersih, Kakus ,
Sampah, Air Limbah yang sehat
A. Rumah : syarat rumah
sehat :
1. Tersedia
air bersih, kakus(jamban), saluran air limbah, tempat sampah.
2. Tidak
padat penghuni , Luas minimal 9 m2 setiap orang.
3. Ada sirkulasi udara ( jendela /lubang
angin) dan cahaya matahari masuk rumah.
4. Ada
lubang asap dapur
5. Tidak
terdapat vector penyakit ( jentik nyamuk, kecoa dan tikus )
6. Dinding dan lantai kedap air
7. Kandang ternak terpisah ( min 10 m
dari rumah )
Penyakit
yang timbul dari rumah yang tidak sehat : TBC, ISPA,Kulit, Cacingan dll.
B. Air
Bersih
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kwalitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
Syarat :
1.
Syarat fisik : Tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau.
2.
Syarat kimia : Tidak mengandung
zat-zat kimia yang `mengganggu kesehatan.
3.
Syarat Bakteriologi : Tidak
mengandung kuman yang mengganggu kesehatan
Penyakit
yang timbul dari air yang tidak sehat : Diare, muntaber, penyakit kulit, sakit
mata
C. Kakus
Kakus / jamban yang sehat :
1.
Tidak menjadi sarang serangga :
lalat, kecoa, nyamuk.
2.
Jarak minimal 11 meter dari sumur.
3.
Bersih, tidak ada kotoran dan
genangan air di lantai , tidak berbau.
Penyakit
yang timbul dari kakus yang tidak sehat : Diare, muntaber, penyakit
kulit,
D. Sampah, syarat:
1. Tertutup.
2. Tempat
sampah kedap air.
3. Tidak menjadi sarang binatang
(tikus) dan serangga : lalat, kecoa, nyamuk.
E. Air limbah :
1. Tidak mencemari sumur.
2. Tidak menjadi sarang binatang
(tikus) dan serangga : lalat, kecoa, nyamuk.
3. Tidak menyebabkan
kecelakaan / harus tertutup.
4. Tidak
menggangu pemandangan.
Penyakit
yang timbul dari air limbah yang tidak sehat : Diare, muntaber, penyakit kulit,terjatuh/terpeleset.