BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Produksi dan lingkungan kerja merupakan
aspek dalam dunia kerja dan juga suatu
unit yang terintegrasi dengan baik. Produksi sendiri merupakan Proses yang
diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk
memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Sedangkan lingkungan kerja
sendiri adalah tempat di mana pegawai melakukan aktivitas setiap
harinya.Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan
pegawai untuk dapat bekerja optimal.Lingkungan kerja dapat mempengaruhi
emosional pegawai. Oleh sebab itu lingkungan kerja sangat mempengaruhi
produksi, semakin baik suatu lingkungan maka produksipun semakin meningkat.
1.2
Rumusan
Masalah
Bagaimana strategi penanggulangan masalah ergonomi
kerja ditinjau dari proses oroduksi dan lingkungan kerja ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui strategi penanggulangan masalah ergonomi
kerja ditinjau dari proses oroduksi dan lingkungan kerja.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui
pengertian proses kerja
2. Mengetahui
jenis-jenis proses produksi
3. Mengetahui
kelangsungan proses produksi
4. Mengetahui
faktor-faktor produksi
5. Mengetahui
proses operasional produksi
6. Mengetahui
daftar komponen produk
7. Mengetahui
pengertian lingkungan kerja
8. Mengetahui
manfaat lingkungan kerja
9. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja.
1.4
Manfaat
1.4.1
Teoritis
Menambah pengetahuan tentang strategi penanggulangan
masalah ergonomi kerja ditinjau dari proses oroduksi dan lingkungan kerja.
1.4.2
Praktis
Menambah referensi bagi mahasiswa, intitusi dan
tenaga kesehatan tentang penangan masalah ergonomi di tempat kerja.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian
Proses Produksi
Proses diartikan
sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber
(tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu
hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang
atau jasa (Assauri, 1995).
Produksi adalah
kegiatan manusia untuk membuat suatu produk barang maupun jasa. Bila kita
mengamati kegiatan produksi, banyak faktor yang berkaitan antara satu dengan
yang lain, seperti: bahan baku, peralatan, dan tenaga.
Proses produksi
adalah usaha untuk menciptakan atau menambah nilai ekonomi suatu benda dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Didalam proses produksi akan terjadi
suatu proses perubahan bentuk (transformasi) dari input yang dimasukkan baik
secara fisik maupun non fisik. Proses produksi juga bisa dikatakan sebagai
proses transformasi input menjadi output tidak bisa berlangsung sendiriran
karena hal tersebut akan mengakibatkan proses produksi menjadi tidak terkendali.
2.2
Jenis-Jenis
Proses Produksi
Jenis-jenis
proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses
produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan
bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa
adminstrasi (Ahyari, 2002).
Proses produksi
dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi
menjadi dua yaitu
a. proses
produksi terus-menerus (Continous processes)
Perusahaan menggunakan proses
produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang
pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir.
b. Proses
produksi terputus-putus (Intermettent processes)
Proses produksi terputus-putus
apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai
dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada
faktor-faktor seperti:
1. Volume
atau jumlah produk yang akan dihasilkan.
2. Kualitas
produk yang diisyaratkan.
3. Peralatan
yang tersedia untuk melaksanakan proses.
Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai
faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk
setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri
dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):
a. Proses
produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus
adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke
operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya
industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu
output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang
dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
b. Proses
produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan
produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini.
Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih
komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak
memerlukan persediaan barang dalam proses.
c. Proses
produksi campuran
Proses produksi ini merupakan
penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus.
Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan
berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
2.3
Kelangsungan
Proses Produksi
Didalam proses
produksi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu komposisi input yang bagaimana yang harus
digunakan sehingga bagaimana proses produksi berlangsung agar tingkat produksi
maksimal dan komposisi input yang
bagaiman yang harus digunakan sehingga bagaimana proses produksi dilaksanakan
agar biaya produksi serendah mungkin.
Berikut adalah
skema bagaimana proses produksi berlangsung:
INPUT
·
SDA
·
SDM
·
MODAL
·
\
·
|
Output
·
Barang
·
Jasa
|
Proses Produksi
|
2.4
Faktor-Faktor
Produksi
Dalam
proses produksi terdapat 2 faktor, yaitu
2.5.1 Faktor
produksi adalah faktor produksi yang tidak dapat diperbarui dan sudah tersedia.
1. Faktor
produksi alam meliputi kekayaan tanah dan keadaan iklim, kekayaan hutan,
kekayaan di bawah tanah (pertambangan), dan kekayaan air yang digunakan sebagai
sumber tenaga penggerak, pengangkutan, perikanan, dll.
2. Faktor
produksi tenaga kerja yaitu semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja entah
untuk kepentingan sendiri, untuk anggota keluarga tanpa mementingkan upah
ataupun yang bekerja untuk upah atau gaji. Berdasarkan umur tenaga kerja dibagi
menjadi 3, yaitu penduduk dibawah usia kerja (dibawah 15 tahun), umur 15-64
tahun dan pekerja yang umurnya sudah melebihi 65 tahun.
2.5.2 Faktor
produksi turunan adalah hasil penggabungan dari faktor produksi asli yang
merupakan perkembangan kebudayaan dan pengetahuan manusia.
1. Modal
adalah barang-barang yang dihasilkan untuk dipergunakan selanjutnya dalam
produksi barang-barang lain. Barang-barang modal terutama yang sengat berguna
dalam proses produksi. Peralatan modal meliputi mesin-mesin, alat-alat besar,
gedung-gedung, dll.
2. Pengusaha
adalah seorang yang memimpin usaha-usaha yang bersangkutan, mengatur
organisasinya dan menaikkan mutu tenaga kerja untuk memprgunakan unsur-unsur
alam dan modal dengan sebaik-baiknya.
2.5
Peta Proses Operasional Produksi
Peta proses operasional produksi
merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
didikenakan pada bahan baku, yakni urutan-urutan operasi dan pemeriksaan dari
awal sampai dengan menjadi produk utuh ataupun sebagai komponen. Peta ini
memuat informasi-informasi untuk analisis lebih lanjut, seperti waktu yang
dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat/ mesin yang akan dipakai.
Dalam Peta kerja terdapat empat lambang
yang merupakan hasil dari pengembangan dan penyederhanaan yang pernah dilakukan
oleh Gilberth. Lambang-lambang tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Gambar Kerja Operasi = Operasi
Operasi termasuk kegiatan yang paling
banyak terjadi dalam suatu mesin atau stasiun kerja. Beberapa contoh penggunaan
kegiatan operasi misalnya Pemotongan dan perakitan.
2.
Gambar Kerja Pemeriksaan =
Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi
apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Beberapa contoh penggunaan kegiatan pemeriksaan misalnya
pengukuran dimensi kerja dan memeriksa warna benda.
3.
Gambar Kerja Transportasi = Transportasi
Suatu
kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerjaan, atau perlengkapan
mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
Beberapa contoh penggunaan kegiatan pemeriksaan misalnya Suatu objek
dipindahkan dari satu ke meja lainnya.
4.
Gambar Kerja Menunggu = Menunggu
Proses
menunggu terjadi bila benda kerja, pekerja, atau perlengkapan tidak mengalami
kegiatan apa-apa selain menunggu. Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu objek
ditinggalkan untuk sementara tanpa pencacatan sampai diperlukan kembali.
Beberapa contoh penggunaan kegiatan menunggu misalnya Peti menunggu untuk
dibongkar.
5.
Gambar Kerja Penyimpanan = Penyimpanan
Proses
penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu
prosedur perizinan tertentu. Beberapa contoh penggunaan kegiatan penyimpanan
misalnya Bahan baku disimpan dalam gedung.
6.
Gambar Kerja Aktifitas Gabungan =
Aktivitas Gabungan
Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas
operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat
kerja.
2.6
Daftar
Komponen Produk
Daftar
komponen produk merupakan daftar dari semua material, bagian, dan sub-
bagian, serta jumlah dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu
unit barang Daftar ini merupakan arsip yang menentukan penggabungan
secara jelas, Daftar ini dilengkapi informasi untuk setiap komponen yang
meliputi :
1. Jenis komponen
2. Jumlah yang dibutuhkan
3. Ukuran material
4. Tingkat penyusutan.
2.7
Pengertian
Lingkungan kerja
Lingkungan kerja
adalah tempat di mana pegawai melakukan aktivitas setiap harinya. Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan pegawai untuk dapat
bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosional pegawai. Jika
pegawai menyenangi lingkungan kerja di mana dia bekerja, maka pegawai tersebut
akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja
dipergunakan secara efektif. Produktivitas akan tinggi dan otomatis prestasi
kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja antara
bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.
2.8
Manfaat Lingkungan Kerja
Manfaat lingkungan kerja adalah
menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat.Sementara itu,
manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi
adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat.Artinya pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerjanya akan
dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu
banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi (Arep, 2003).
2.9
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Setiap orang memerlukan 5 kebutuhan yang
telah dikemukakan oleh Maslow sebagaimana diuraikan di atas sebagai sumber
lingkungan kerja dalam rangka meningkatkan semangant kerjanya. Namun, yang
paling penting bagi seseorang adalah lingkungan kerjanya, dimulai dari dala
dirinya sendiri sesuai dengan pendapat Terry dalam Hasibuan (2001), bahwa
lingkungan kerja yang paling berhasil pengarahan diri sendiri oleh pekerja yang
bersangkutan.
Lingkungan kerja adalah kekuatan yang
mendorong semangat yang ada di dalam maupun di luar dirinya baik itu yang
berupa reward atau punishment sehingga Herberg dalam Luthans (2003) menyatakan bahwa manusia
terdapat enam faktor pemuas, diantaranya:
1. Prestasi
kerja yang diraih (achievment).
2. Pengakuan
orang lain (recognition).
3. Tanggung
jawab (responbility).
4. Peluang
untuk maju (advancement).
5. Kepuasan
itu sendiri (the work it self).
6. Pengembangan
karir (the possibility of growth).
Sedangkan
yang disebut disatifier atau extrinsic lingkungan kerja yang
meliputi:
1. Kondisi
kerja
2. Keamanan
dan keselamatan kerja
3. Status
4. Prosedur
perusahaan
Mutu dari supervise
tekhnis dari hubungan antara teman sejawat, atasan, dan bawahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar